Sunday, August 5, 2012

orang tua

cobalah ingat masa kecil kita dulu atau lihatlah foto keuarga kita saat kita masih kecil
saat kita kecil adalah saat kita disayang oleh Allah dan orang tua kita
setiap kesalahan kita tidak ditulis dosa, dan selalu di wajarkan oleh orang tua kita

ketika kita masih kecil, semua kasih sayang orang tua kita bisa kita lihat dengan jelas, tetapi ketika dewasa butuh kepekaan untuk melihatnya.

masih ingatkah ketika mengalami musibah, siapakah yang berlari untuk menolongmu ?
masih inggat kah ketika kita sakit, siapakah yang menemanimu sepanjang malam ?
masih ingat kah ketika kita terluka, siapakah yang membalut lukamu ?
masih ingatkah ketika kita belum bisa berdandan, siapakah yang merapikan kerah bajumu ?
masih ingatkah ketika kita menginginkan mainan, siapakah yang membawakannya ketika sore hari ?
masih ingatkah ketika kita kesepian, siapakah yang menemani kita ?

senyum meraka begitu hangat dan selalu mengisi keceriaan kita, merekalah yang selalu kita rindu-rindukan, bahkan kita berandai andai mereka selalu di dekat kita, merekalah ayah dan ibu kita

merekalah manusia pelindung dan pengasih kita yang paling murni dan ikhlas di mukabumi ini

masih ingatkah ketika kita menunggu kedatangan ayah kita di pagar rumah?
masih ingat kah kita, saat kita melihat keluar jendela kelas, ibu kita sudah menunggu untuk menjemput kita pulang.

masih ingatkah kita pada sesosok ayah, yang dulu sering kita temani saat bekerja, sesosok pewujud keinginan kita yang memberi apa pun yang kita minta dengan hasil keringatnya.

masih ingatkah kita pada sesosok ibu, yang selalu bangun lebih pagi untuk mempersiapkan segala perlengkapan sekolah kita, yang selalu memandikan dan merapikan pakaian agar kita menjadi tampan.

tetapi,

semakin kita dewasa, kisah-kisah itu semakin pudar dan buram
semenjak kita mengenal kehidupan yang berat, semenjak kita mulai mencintai seseorang, semua itu makin terlupakan.

padahal tidak ada satupun perubahan pada diri mereka, namun yang berubah adalah diri kita
ketika fisik semakin kuat, dan suara semakin lantang, seakan-akan kita bisa hidup sendiri tanpa mereka, kesombongan yang terbangun itu membuat kita mampu untuk melawan dan membantah.

ketika kita sudah mampu mencukupi diri kita sendiri dengan jerih payah kita. Seolah-olah kita melupakan keringat mereka lah yang menghidupi dan menyekolahkan kita hingga kita bisa seperti saat ini, mereka bukan pengantar kita tapi lebih dari itu, pemberian mereka tidak akan berhenti sampai mereka tiada, sampai Allah mengambil mereka.

Namun Apa yang telah kita beri pada mereka ? Apa balasan kita ? kehidupan itu singkat, meskipun kita berikan mereka emas seluas dunia niscaya tidak akan pernah bisa membalas setetes air susu ibu kita dan setetes keringat ayah kita

dan ketika kita menemukan orang yang kita cintai, ketika kita melihat kasih sayang yang begitu nampak dari pasangan kita. Kasih sayang orangtuapun menghilang dari pelupuk mata. kita lupa siapa yang menyisir rambut kita dengan kasih sayang ketika kita masih kecil duuluu, apakah pasangan kita saat ini ???. namun semua itu telah hilang seperti tulisan diatas pasir yang terhempas angin yang kencang.
sehingga kita lebih suka berbicara apa saja dengan kekasih kita dari pada mendengar nasihat atau keluh kesah dari ibu kita yang sudah tua. sehingga kita lebih memilih menemani kekasih kita kemanapun mereka mau dari pada sekedar menolong ayah kita yang sudah lemah.

dan ketika kita sudah berkeluarga dan memikul tanggung jawab, kita melupakan mereka. Tetapi taukah kamu bahwa di sana, di rumah sederhana yang membesarkan kita, di tempat kita merengek dan bermain dulu, mereka selalu memikirkan kita.

mereka tidak menginginkan uang kita , tidak sama sekali. mereka hanya menginginkan kebahagiaan kita, yang mereka rindukan adalah kasih sayang kita, kehangatan kita seperti dulu saat kita bermain bersama dengan mereka.

dan bila sekarang kebahagiaan telah kita dapatkan, bagaimana dengan mereka ? apakah kita sudah membahagiakannya ? apakah kita sudah menjawab semua keinginan mereka ? ketika dulu mereka berkata "andai" sudahkah kita menrealisasikannya ? ketika dulu mereka bertanya "kapan ya" sudah kita menjawabnya ?

lihatlah orang-orang besar , mereka makmur karena mereka pantas untuk besar dan kaya, karena di setiap hati mereka, ketika mereka mencari rezeki pertanyaan itu selalu ingin mereka jawab. Maka sungguh Allah telah memantaskan mereka.

kita tidak tau sampai kapan kita bisa melihat senyumnya ?
kita tidak tau sampai kapan kita bisa membuatnya tersenyum ?

saya yang menulis mungkin lebih buruk daripada yang membaca, dan tulisan ini smoga dapat bermanfaat terutama pada diri pribadi.

"Ya Allah yang maha kaya, tidak lah berkurang sedikitpun kekayaan mu andai Engkau beri hamba mu ini kemakmuran untuk memakmurkan satu-satunya orang tua hamba
Ya Allah yang maha tahu, Engkau mengetahui bisikan hati ini, maka beri hamba kesempatan untuk mewujudkan semua impian ibu hamba
Ya Allah yang maha pengasih, mengemis pada mu Terpuju, mengemis kepada manusia kami terhina ya Allah
Ya Allah yang maha penyayang, izinkan hamba menjawab semua pertanyaan mereka.

hamba yang berdoa bukanlah hambamu yang suci, maha suci Engkau. Ya Allah izinkan lah aku dan ibuku melihat ka'bah mu, dan berilah aku kesempatan untuk menghajikan ayah hamba yang telah engkau panggil di saat hamba masih sangat mencintainya. Kabul kan doa hamba mu ini , Wahai yang memberi sebelum diminta, Wahai yang mendengar segala bisikan. Tiada tuhan selain Engkau dan Sholawat dan salam untuk kekasihmu Nabu Muhammad SAW beserta kerabat dan sahabatnya"